Waruga “Nimawanua Woloan”
Jenis : Makam Kuno
Periode / Tahun : 1700
Keletakan :
– Jalan :
– Dusun / Kampung : Kelurahan Woloan Satu
– Kecamatan : Tomohon Barat
– Kota : Kota Tomohon
– Provinsi : Sulawesi Utara
– Astronomis : 01 0 19.126′ LU ; 124 0 48.371′ BT ; ketinggian 760 m dpl
Latar Sejarah
Asal mula Kelurahan Woloan berada di tempat yang disebut “Katingolan” (diartikan tempat yang sempit). Pemukiman Katingolan didirikan oleh Tonaas Kaawoan yang berasal dari Kinilow Tua (Mayesu) ke arah barat yaitu di Tombariri (berasal dari kata Wariri = sejenis rumput kuat tempat tambatan hewan seperti kuda/sapi). Pada tahun 1651 terjadi penghancuran di Tanawangko oleh tentara Spanyol, akibatnya Kaawoan dan pengikutnya terdesak lari dan singgah di tempat yang bernama Katingolan dan mendirikan pemukiman disitu di bawah sebuah pohon yang disebut Wolo, yang selanjutnya disebut Woloan. Tokoh-tokoh masyarakat / Tonaas Woloan antara lain: Kaawoan, Supit, Koyongian, Mawikere, Pangemanan, dan lain-lain. Ketika mereka meninggal dunia, dimakamkan di tempat yang bernama waruga “Nimawanua” Woloan.
Deskripsi
Dari hasil survey permukaan dan eskavasi Balai Arkeologi Manado, waruga Nimawanua Woloan berjumlah 56 buah yang terletak pada sebaran lahan 3 – 4 hektar. Bentuk dan ukurannya bervariasi dan dalam keadaan, dan sebagian telah rusak. Pada tahun 2005 tempat ini dibangun amphyteather oleh Yayasan Masarang. Waruga-waruga yang ada di tempat itu diatur dan ditata dari tempat semula dan ada yang dipindahkan melalui upacara adat “Mera” (pindah) waruga.
Luas Bangunan : bervariasi
Luas Lahan : ± 3 – 4 hektar
Status Kepemilikan : Yayasan Masarang dan sebagian milik penduduk
Pengelola : Yayasan Masarang
Batas-batas :
– Utara : Perkebunan rakyat
– Timur : Perkebunan rakyat
– Selatan : Perkebunan rakyat
– Barat : Perkebunan rakyat
Artikel yang menarik. Semoga kedepan Woloan bisa semakin dikenal di dunia international lewat Rumah Kayu Woloan